Sabtu, 01 Oktober 2011
Perkenalan ArsitekDisain
ArsitekDisain adalah Konsultan Jasa Arsitek berpengalaman dan fokus berkarya dalam desain rumah , interior desain dan gambar kerja . Jasa kami meliputi konsultasi disain, produk gambar kerja dan pengawasan berkala (khusus untuk area DKI Jakarta) .
Kami mendisain rumah ,rumah kos , ruko, kantor, gudang,pabrik hingga disain interior kamar mandi, furniture, restaurant, dan sebagainya . Konsultasi dilakukan via online dan tatap muka (khusus untuk Jakarta) . Untuk konsultasi via email silahkan kirimkan data proyek ke arsitek17@gmail.com.
Kami juga menerima pekerjaan outsorcing untuk Konsultan arsitek,kontraktor dan developer yang membutuhkan disain,gambar 3D (sketchup) dan gambar kerja .
Kepuasan klien adalah tugas kami, kami akan membantu mewujudkan bangunan anda dengan disain yang terbaik,efisien dan indah .
Team ArsitekDisain
Minggu, 02 Januari 2011
Sayembara arsitektur terbuka hanya membuang waktu saja
Hampir semua arsitek pernah mengikuti sayembara atau kompetisi terbuka dengan harapan memenangkan sayembara tersebut,disainnya dibangun dan karya dan arsiteknya akan dipublikasikan. Kami pernah beberapa kali mengikuti sayembara arsitektur dan belum pernah menang sama sekali, dan menurut kami sayembara arsitektur terbuka hanya membuang-buang waktu dan tenaga saja, karena beberapa hal :
1.Sayembara sebagai sebuah proyek, yang belum tentu kita akan menang dan dibayar .
Buat konsultan besar yang mempunyai modal dan tenaga ahli yang cukup jumlahnya untuk mengerjakan sebuah proyek tanpa dibayar adalah mudah, namun bagi konsultan kecil atau arsitek pemula mengikuti sayembara hanyalah sebuah pemborosan waktu dan tenaga . kebanyakan sayembara mewajibkan menyiapkan dokumen gambar dan presentasi berwarna dan kadang mewajibkan biaya pendaftaran . Waktu dan tenaga kita lebih baik disalurkan untuk-proyek-proyek amal dan kemanusiaan jika memang tidak mengharapkan untuk dibayar .
2.Kriteria Penilaian yang tidak jelas
Bagaimana kita mendefinisikan estetika dan memberikan penilaian yang pantas untuk sebuah karya arsitektur? Padahal di dalam arsitektur seharusnya bukan hanya segi estetika saja yang dinilai, namun menyangkut konsep utilitas bangunan, efisiensi bahan dan sebagainya .Kebanyakan karya arsitektur pemenang sayembara menang karena disainnya yang berani yang menentang berbagai aturan konstruksi (kantilever,bentang lebar,fasade yang tidak beraturan dsb) namun tidak memikirkan bagaimana konsekuensinya di dalam pelaksanaan nanti .
3.Persaingan yang tidak sehat .
Bagaimana sebuah tim kecil (4-orang) dengan modal pas-pasan bersaing dengan Konsultan Besar dengan Tim sekitar 20-an orang menyiapkan dokumen gambar untuk presentasi sebuah sayembara? jawabannya adalah disain yang tidak maksimal, apalagi semua sayembara biasanya waktunya amat sangat tidak cukup apalagi jumlah peserta yang terlalu banyak membuat juri tidak bisa melakukan penilaian secara objektif (Hanya disain yang terlihat aneh atau bentuk yang tidak realistis yang dinilai cukup menarik)
4.Publikasi yang sangat kurang .
Kebanyakan Pemenang sayembara hanya dikenal di kalangan arsitek dan akademisi, jarang sekali media massa yang memberitakan suatu sayembara arsitektur di "headlines". Sepertinya berita tentang arsitektur tidak cukup menarik bagi masyarakat,hanya sesekali dimuat di majalah arsitektur yang dijual untuk kalangan terbatas .
5.Merendahkan nilai sebuah karya arsitektur
Dalam sebuah tender tertutup peserta tender biasanya bersaing dengan mengajukan penawaran harga terbaik, sedangkan dalam sayembara arsitektur terbuka semua peserta menyerahkan karya dengan gratis, bahkan membayar biaya pendaftaran! Betapa amat sangat merendahkan karya intelektual...
6.Kolusi dan Nepotisme
Mengadakan sayembara terbuka namun hanya boleh diikuti oleh lulusan almamater tertentu sudah sering terjadi . Kalau memang ingin membatasi peserta lebih baik mengadakan tender tertutup saja, tidak usah mempublikasikan kepada publik dan menyinggung banyak pihak.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka kami memutuskan untuk tidak lagi mengikuti sayembara arsitektur terbuka, lebih baik kami menyalurkan waktu tenaga dan pikiran untuk mendapatkan proyek yang "nyata"dan pasti dibangun (dan pasti dibayar), atau mempublikasikan ide-ide disain di dalam blog kami bahkan membantu beberapa proyek amal tanpa bayaran. Kami tidak ingin menjadi bagian dari persaingan yang tidak sehat dan merendahkan nilai sebuah karya arsitektur .
1.Sayembara sebagai sebuah proyek, yang belum tentu kita akan menang dan dibayar .
Buat konsultan besar yang mempunyai modal dan tenaga ahli yang cukup jumlahnya untuk mengerjakan sebuah proyek tanpa dibayar adalah mudah, namun bagi konsultan kecil atau arsitek pemula mengikuti sayembara hanyalah sebuah pemborosan waktu dan tenaga . kebanyakan sayembara mewajibkan menyiapkan dokumen gambar dan presentasi berwarna dan kadang mewajibkan biaya pendaftaran . Waktu dan tenaga kita lebih baik disalurkan untuk-proyek-proyek amal dan kemanusiaan jika memang tidak mengharapkan untuk dibayar .
2.Kriteria Penilaian yang tidak jelas
Bagaimana kita mendefinisikan estetika dan memberikan penilaian yang pantas untuk sebuah karya arsitektur? Padahal di dalam arsitektur seharusnya bukan hanya segi estetika saja yang dinilai, namun menyangkut konsep utilitas bangunan, efisiensi bahan dan sebagainya .Kebanyakan karya arsitektur pemenang sayembara menang karena disainnya yang berani yang menentang berbagai aturan konstruksi (kantilever,bentang lebar,fasade yang tidak beraturan dsb) namun tidak memikirkan bagaimana konsekuensinya di dalam pelaksanaan nanti .
3.Persaingan yang tidak sehat .
Bagaimana sebuah tim kecil (4-orang) dengan modal pas-pasan bersaing dengan Konsultan Besar dengan Tim sekitar 20-an orang menyiapkan dokumen gambar untuk presentasi sebuah sayembara? jawabannya adalah disain yang tidak maksimal, apalagi semua sayembara biasanya waktunya amat sangat tidak cukup apalagi jumlah peserta yang terlalu banyak membuat juri tidak bisa melakukan penilaian secara objektif (Hanya disain yang terlihat aneh atau bentuk yang tidak realistis yang dinilai cukup menarik)
4.Publikasi yang sangat kurang .
Kebanyakan Pemenang sayembara hanya dikenal di kalangan arsitek dan akademisi, jarang sekali media massa yang memberitakan suatu sayembara arsitektur di "headlines". Sepertinya berita tentang arsitektur tidak cukup menarik bagi masyarakat,hanya sesekali dimuat di majalah arsitektur yang dijual untuk kalangan terbatas .
5.Merendahkan nilai sebuah karya arsitektur
Dalam sebuah tender tertutup peserta tender biasanya bersaing dengan mengajukan penawaran harga terbaik, sedangkan dalam sayembara arsitektur terbuka semua peserta menyerahkan karya dengan gratis, bahkan membayar biaya pendaftaran! Betapa amat sangat merendahkan karya intelektual...
6.Kolusi dan Nepotisme
Mengadakan sayembara terbuka namun hanya boleh diikuti oleh lulusan almamater tertentu sudah sering terjadi . Kalau memang ingin membatasi peserta lebih baik mengadakan tender tertutup saja, tidak usah mempublikasikan kepada publik dan menyinggung banyak pihak.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka kami memutuskan untuk tidak lagi mengikuti sayembara arsitektur terbuka, lebih baik kami menyalurkan waktu tenaga dan pikiran untuk mendapatkan proyek yang "nyata"dan pasti dibangun (dan pasti dibayar), atau mempublikasikan ide-ide disain di dalam blog kami bahkan membantu beberapa proyek amal tanpa bayaran. Kami tidak ingin menjadi bagian dari persaingan yang tidak sehat dan merendahkan nilai sebuah karya arsitektur .
Langganan:
Postingan (Atom)